Kue Batang Buruk adalah makanan khas Melayu
yang biasa dinikmati oleh raja-raja pada zaman dahulu. Namun dengan hadirnya Dapoer Melayu di Jalan
Sultan Mahmud, Tanjungpinang, kita bisa mendapatkan batang buruk dan kue khas Melayu lainnya.
Teja Alhab, pemilik Dapoer Melayu mengatakan, ia membuka usahanya ini karena belum banyaknya oleh-oleh khas Tanjungpinang, “Batang Buruk menjadi pilihan, karena kue ini makanan orang Melayu dan harus dilestarikan,” ujarnya.
Batang Buruk di Dapoer Melayu mempunyai citarasa tersendiri dan dibuat memakai bahan tradisional serta pembuatannya secara manual dengan menggunakan tangan. ”Batang buruk di sini punya
rasa yang berbeda karena menggunakan resep sendiri,” jelas Teja.
Teja mengatakan
ada dua jenis kue batang buruk yakni batang buruk kering yang dikemas dalam
plastik berbagai ukuran dan batang buruk basah yang dicicipi dengan menggunakan santan.
”Tapi untuk Batang Buruk basah, saya masih mencari resep khusus untuk memproduksinya,” ujarnya.
Teja menambahkan batang buruk kering yang mempunyai rasa original, rasa keju, rasa pandan dan rasa stroberi bisa bertahan hingga enam bulan. “Semakin lama disimpan dalam pendingin, rasanya semakin gurih,” ujar Teja yang juga penyair Tanjungpinang ini.
Selain kue batang buruk, Dapoer Melayu juga menyediakan kue khas melayu lainnya seperti bilis guling, bangkit sagu, kerupuk gonggong dan masih banyak lagi. untuk bisa mencicipi berbagai kue khas melayu, langsung saja datang ke Dapoer Melayu,” tambahnya.
Mengenai harga, Teja mengatakan oleh-oleh yang tersedia di Dapoer Melayu harganya bervariasi, mulai
dari harga Rp15 ribu hingga Rp100ribu. “Untuk harga sangat bervariasi tergantung besar kecilnya kemasan, jadi tinggal pilih saja,” jelas Teja.Selain itu, Dapoer Melayu juga menerima pesanan untuk berbagai jenis oleh-oleh dalam jumlah banyak.
(Sumber : BATAM POS (odi))